Bisnis Online Indonesia 100%FREE!!

Kamis, 18 Desember 2008

ICW: Harga Keekonomian Premium Rp3.500/Liter, Elpiji Rp4.000/Kilo

ICW: Harga Keekonomian Premium Rp3.500/Liter, Elpiji Rp4.000/Kilo

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai harga Bahan Bakar Minyak (BBM) premium bisa ditekan antara Rp4.500 hingga Rp5.000 per liter jika pemerintah menghitung kembali pola subsidi BBM dengan lebih sederhana.
"Kalau harga minyak mentah sekitar 40 dolar AS per barel, harga premium secara riil bisa sekitar Rp3.500 per liter. Jadi, penurunan harga menjadi Rp5.000 per liter saat ini masih terlalu jauh dari harapan," kata Kepala Divisi Data dan Analisis ICW Firdaus Ilyas di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, pemerintah tidak transparan dalam menghitung subsidi BBM sehingga menimbulkan potensi kerugian negara hingga Rp56,2 triliun sejak 2006-2008. Firdaus menjelaskan metode perhitungan subsidi seharusnya menggunakan patokan biaya pokok produksi BBM bukan nilai jual harga keekonomian seperti saat ini.

Patokan biaya pokok produksi BBM juga seharusnya dihitung dengan harga rata-rata minyak mentah dunia (ICP) bukan MOPS (Mean Oil Platts/harga rata-rata bulanan transaksi minyak mentah di Singapura).
Saat ini, nilai subsidi BBM merupakan hasil pengurangan nilai jual harga ekonomi dengan nilai jual harga subsidi dan pajak. Harga ekonomi BBM dihitung berdasarkan rumus "MOPS plus alfa", dengan alfa 9 persen.
Firdaus mengatakan rumus "MOPS plus alfa" itu lebih cocok digunakan untuk negara yang mengimpor seluruh kebutuhan BBMnya sedangkan Indonesia hanya mengimpor 30 persen dari keseluruhan kebutuhannya.
"Dengan menggunakan basis MOPS plus alfa akan menyebabkan patokan harga keekonomian di dalam negeri lebih tinggi dan menambah beban subsidi karena setiap produk BBM dihitung terpisah,"ujarnya.
Menurut dia, seharusnya pemerintah kembali menggunakan rumus subsidi yang digunakan sebelum 2006 yang menggunakan patokan biaya produksi secara total sehingga beban subsidi tidak terlalu besar.
"Adalah menyesatkan jika pemerintah selalu berdalih bahwa harga BBM kita jauh lebih rendah dari harga BBM negara lain. Itu terjadi karena nilai pajak negara lain jaug lebih tinggi dari Indonesia yaitu sekitar 25-50 persen,"tuturnya.

Harga elpiji Rp4.000

ICW juga menilai pemerintah harus menurunkan harga elpiji menjadi Rp4.000 per kg untuk tabung ukurang 3 kg dan 12 kg karena harga kontrak gas dari Aramco (Saudi) untuk Desember adalah 337,5 dolar AS per Metrik Ton (MT) atau setara dengan Rp3.712,5 per kg.
"Tentunya biaya pokok elpiji dalam negeri jauh lebih rendah lagi, maka sudah seharusnya pemerintah juga menurunkan harga elpiji khususnya untuk tabung ukutan 3 kg dan 12 kg pada kisaran harga Rp4.000 per kg," ujarnya.
Menurut dia, perhitungan harga elpiji sangat tiak tepat jika mengacu pada harga gas Saudi Aramco karena tidak menggambarkan biaya pokok produksi yang sebebarnya.
Ia mencontohkan pada 2007 harga rata-rata elpiji Aramco adalah 620 dolar AS per MT sementara harga jual rata-rata elpiji dari Medco hanya 420 dolar AS per MT.
"Produksi elpiji dalam negeri sangat mencukupi kebutuhan, bahkan untuk tahun 2008 mengalami kenaikan sehingga tidak ada alasan untuk mengimpor elpiji," tambahnya. (*)

mrprab/antaranews COPYRIGHT © 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kebanjiran Dollar!!

PayPal Solusion

Solution Graphics

Very Recommend!!

paidthefastest (recomend)

Rasakan dapet duit dari sini

ist's true

internet marketing

TextLinkAds

Daftar ke PayPal

Daftar ke PayPal dan langsung menerima pembayaran kartu kredit.

JOB&BISNIS Headline Animator

NABILA PUTRI Blog Headline Animator