
"Insiden pengeroyokan itu semestinya tidak terjadi jika kepolisian mengantisipasi dengan personel yang cukup memadai. Saya melihat, personel yang ada saat demonstrasi dilakukan sangat minim sekali sehingga terjadilah kerusuhan," kata AP Batubara kepada para wartawan, Rabu (4/2).
"Kami juga menyesalkan pernyataan Polri yang mengatakan, Abdul Aziz Angkat meninggal dunia karena serangan jantung. Serangan jantung itu terjadi akibat dari aksi pemukulan tersebut. Jadi, pernyataan ini hanya ingin mengalihkan isu dan membelokkan opini publik," tegasnya.
Dirinya kemudian menolak adanya keinginan rencana pemekaran provinsi Tapanuli, berpisah dengan Provinsi Sumatera Utara. Politisi senior PDI Perjuangan yang juga asli Sumatera ini beranggapan, selama ini tidak ada masalah yang terjadi di Tapanuli, pembangunan infrastruktur serta fasilitas lainnya hingga sekarang berjalan tanpa hambatan."Jadi tak perlu dilakukan karena sama sekali tidak ada urgensinya. Yang saya tahu, wacana pemekaran ini muncul sejak Sumut masih dipimpin gubenur alm Tengku Rizal Nurdin. Sayang sekali, wacana ini kemudian muncul lagi karena ini hanya untuk kepentingan segelintir elite saja yang mengincar posisi gubernur," sesalnya.AP Batubara secara tegas menyatakan, kader PDI Perjuangan untuk tidak ikut-ikut memberikan dukungan terkait rencana pemekaran provinsi Tapanuli. Kalau suatu saat ada kader yang memberikan dukungan, ia akan meminta kepada partai untuk memecat kader yang bersangkutan. Nabilputri sumber Rachmat Hidayat,Persda Network
Tidak ada komentar:
Posting Komentar